DEBUT J.J ABRAMS DAN HENRY ABRAMS YANG UDAH NGEGAS DARI AWAL - Spider-Man #1 by J.J Abrams and Henry Abrams Review



Hello, Welcome back again with me, kali ini saya akan membahas salah satu komik yang baru saja keluar minggu kemarin, yaitu Spider-Man #1. Komik Spider-Man kali ini terbilang unik karena ditulis oleh J.J Abrams (Star Wars, Star Trek)  dan juga anaknya Henry Abrams. Mereka berdua juga bekerjasama dengan Sara Pichelli dan juga Dave Stewart sebagai artist pada komik ini. Komik ini juga sudah di-Tease pada halaman instagram Marvel pada beberapa minggu lalu. Teaser tersebut berupa Countdown yang dimulai dari angka "4", tentu saja teaser  ini membuat banyak fans berspekulasi tentang kelanjutan film Spider-Man versi Sam Raimi. Namun ternyata para fans salah, Marvel malah mengumumkan kalau mereka akan bekerja sama dengan J.J Abrams dan Henry Abrams untuk membuat komik Spider-Man. Akhirnya setelah beberapa minggu beralalu komik Spider-Man #1 ini dirilis. Sebagai catatan, Komik ini merupakan non-canon, jadi apa yang terjadi pada komik ini tidak ada hubungannya dengan Spider-Man di universe utama yaitu 616. Perlu diingat juga Peter dan MJ sudah menikah dan mempunyai anak yang bernama Ben.


**** SPOILER AHEAD, READ AT YOUR OWN RISK ****



Dimulai dengan panel hitam disertai dengan bubble percakapan bertuliskan "tiger", kata tiger disini sudah cukup menggambarkan siapa orang yang berada di halaman selanjutnya. Yup, pada dua halaman selanjutnya sudah tergambar MJ dan juga seisi penduduk kota yang sedang dalam keadaan kacau akibat serangan dari Cadaverous. Peter disini juga sudah dalam keadaan babak belur dan kewalahan menghadapi Cadaverous yang jumlahnya terlalu banyak untuk ditangani. Bahkan Peter harus kehilangan tangan kanannya pada pertarungan ini.  Tak cuma kehilangan tangan kanannya, namun Peter juga harus kehilangan istri tercintanya yaitu MJ. Cuma beberapa halaman dari cover MJ langsung mati di tusuk oleh Cadaverous. 

Dua belas tahun kemudian Peter masih menyalahkan dirinya atas kematian MJ, namun dia tetap melanjutkan hidup sebagai ayah dari Ben meskipun Peter disini sudah seperti kehilangan "soul"nya. Ben yang sudah tumbuh besar mulai masuk sekolah, namun nampaknya Ben sering mendapatkan masalah di sekolah. sama halnya dengan Peter Parker muda, dia tidak senang melihat orang lemah ditindas oleh orang yang lebih kuat. Melihat ada salah satu siswa yang di-Bully, Ben pun akhirnya menghajar siswa itu sehingga membuatnya mendapatkan teguran dari kepala sekolah. Sayangnya, Ben tidak hanya sekali ini mendapatkan teguran, dia sudah mendapatkan teguran sebanyak 4 kali dalam dua hari belakangan. Hal ini membuat Peter harus bertanggung jawab menemui kepala sekolah agar Ben tidak dihukum.

Ben dan Peter sempat beradu argumen didalam mobil. dilihat dari argumen tersebut, saya melihat bahwa ini bukanlah Peter yang kita kenal, hal ini diakibatkan trauma yang ia alami. Ia bersikeras bahwa menolong orang lain hanya akan menyusahkan diri sendiri.

Pada issue pertama ini sepertinya J.J Abrams dan Henry Adams menggambarkan komik secara emosional, seolah komik ini bukanlah komik dengan aksi yang diikuti dengan ledakan sana - sini. 
Para writer ini sekali lagi menunjukkan sisi Peter yang desperate sama seperti dengan komik "one more day". Namun kali ini Peter mencoba membangun kembali kepribadiannya, bahkan dalam waktu dua belas tahun dia masih belum bisa memaafkan dirinya sendiri atas kematian MJ. Komik ini juga tidak bertele - tele sehingga kematian MJ pun digambarkan secara singkat dan hanya beberapa halaman saja dan membuatnya terkesan "ngegas". Hal ini mungkin juga dipiciu karena pasangan Peter dan MJ merupakan pasangan yang iconic maka J.J Abrams dan Henry Abrams tidak perlu bertele - tele dalam menggabarkan hubungan mereka. Tapi menurut saya memang harus tetap membangun hubungan kedua karakter ini dulu sih supaya rasa sedihnya lebih bisa terasa. Bukan berarti buruk, saya juga cukup tersentuh pada bagian dimana Ben bermimpi tentang MJ. Art dari Sara Pichelli juga patut diacungi jempol, cara dia menggambarkan kekacauan kota yang disebabkan sampai dengan tangan Peter yang rusak parah digambarkan dengan apik.

Overall it's 7.5/10 from me.

Feel Free to share your thougths

Comments